
Akhokoy adalah Tarian khas dari kampung – kampung yang berada di sekitar kawasan Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Markus Rumbino dari Alyakha Art Center menjelaskan, Akhokoy dalam Seni Musik dikategorikan sebagai ekspresi musikal. Hal tersebut dikarenakan Akhokoy merupakan lantunan dan bukannya nyanyian atau lagu seperti Helaehili.
Ekspresi musikal didalam Akhokoy menceritakan tentang peristiwa atau konteks kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Sentani dari dahulu hingga sekarang.
“Akhokoy lebih kepada lantunan bukan lagu atau nyanyian, kalau kita pakai perspektif orang sentani. Karena ekspresi dilantunkan melalui gerak tubuh, melalui lantunan vocal, bunyi-bunyian dan itu dalam musik kita sebut ekspresi musikal”, jelas Markus.
Alyakha Art Center berdiri tahun 2019. Di tahun itu juga kita membuat Festival yang pertama sebelum banjir bandang dan mementaskan Akhokoy dengan thema lingkungan.
“Kalau dalam terjemahan umumnya. Lagu Akhokoy yang dibawakan pada saat penampilan itu adalah tentang bagaimana air, hutan serta limbah yang sampai sekarang yang ada di danau sentani dan merusak habitat ikan Gabus Endemik Danau Sentani hingga terancam punah,” terang Markus.
Pada bulan maret 2019, banjir bandang dan Longsor melanda wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura. Bencana itu menjadi pukulan berat bagi warga Sentani. Semakin gundulnya Kawasan Pegunungan Siklop, menyebabkan lingkungan sekitar tidak lagi mampu menahan air hujan dengan intensitas yang tinggi.
“Kitong pikir sudah mau kiamat”, ujar salah satu orang tua kampung yang diwawancarai Markus Rumbino. Pada Tahun 90an, sentani pernah dilanda banjir, tetapi belum pernah separah banjir bandang 2019.
Kesedihan atas banyak kehilangan yang dirasakan masyarakat Sentani saat banjir bandang, kemudian diekspresikan dalam lantunan Akhokoy yang ditampilkan oleh Alyakha Art dalam Konser Karawitan Anak Indonesia Tahun 2019 di Gedung Kesenian Jakarta.
Dalam penampilan di Konser Karawitan Anak Indonesia Tahun 2019, Tarian Akhokoy dibuat sedikit berbeda dengan menambahkan property seperti sampah plastik untuk menggambarkan pesan dalam lantunan mereka.
Pesan pelestarian lingkungan sekitar Danau Sentani menjadi sangat penting untuk terus disuarakan karena air dan danau memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat Sentani, mereka tidak bisa hidup jauh dari Danau dan air yang memiliki arti penting layaknya ibu bagi mereka.
“Anak, dulu kalau kitong mo ambil air minum itu, kitong cuma ambil dari bawa kolong rumah langsung diminum, tra perlu dimasak lagi. Sekarang jangankan diminum, mandi saja kitong kaskado (Kurap),” markus menceritakan penjelasan dari orang tua di kampung yang diwawancarainya tentang air dan danau.
Dalam rangkaian wawancara untuk tesisnya itu, markus menyimpulkan bahwa masyarakat sentani merasa kondisi lingkungan mereka sudah di titik kritis. Modernisasi dan perkembangan telah banyak merubah tatanan hidup dan berpengaruh besar terhadap lingkungan, maka perlu dikampanyekan dalam karya seni.(jeane)