
Keberadaan hutan tidak bisa dipungkiri sebagai faktor penting dan utama yang menentukan cepat dan lambatnya perubahan iklim bumi.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Science, sebagaimana diberitakan Phys.org, Kamis(1/9/2022), William Anderegg, direktur pengukuhan Pusat Ilmu dan Kebijakan Iklim Wilkes Universitas Utah, dan rekan-rekannya para peneliti internasional dari Jerman, Inggris, Portugal dan Swedia mengukur risiko hutan dari perubahan iklim dalam tiga dimensi: penyimpanan karbon, keanekaragaman hayati dan hilangnya hutan akibat gangguan, seperti seperti kebakaran atau kekeringan.
“Dimensi risiko ini semuanya penting dan dalam banyak kasus, saling melengkapi. Mereka menangkap berbagai aspek ketahanan atau kerentanan hutan,” kata Anderegg.
Dalam aspek penyimpanan karbon; Hutan menyerap sekitar seperempat dari karbon dioksida yang dipancarkan ke atmosfer, sehingga mereka memainkan peran yang sangat penting dalam menyangga planet ini dari efek peningkatan karbon dioksida di atmosfer. Para peneliti menemukan risiko kehilangan karbon yang lebih tinggi di hutan boreal selatan (tepat di selatan Arktik) dan daerah tropis Amazon dan Afrika yang lebih kering.
Para peneliti menemukan bahwa risiko tertinggi ekosistem bergeser dari satu “zona kehidupan” ke yang lain karena perubahan iklim dapat ditemukan pada batas bioma saat ini—pada transisi saat ini antara hutan beriklim sedang dan hutan boreal, misalnya. Model yang dikerjakan para peneliti menggambarkan perubahan ekosistem secara keseluruhan dan bukan spesies secara individual, tetapi hasilnya menunjukkan bahwa hutan di wilayah boreal dan Amerika Utara bagian barat menghadapi risiko terbesar hilangnya keanekaragaman hayati.
Para peneliti juga melihat risiko “gangguan pengganti tegakan”, atau peristiwa seperti kekeringan, kebakaran, atau kerusakan akibat serangga yang dapat menghapus petak-petak hutan. Menggunakan data satelit dan pengamatan gangguan pengganti tegakan antara tahun 2002 dan 2014, para peneliti kemudian memperkirakan ke masa depan menggunakan proyeksi suhu dan curah hujan di masa depan untuk melihat seberapa sering peristiwa ini mungkin terjadi. Hutan boreal, sekali lagi, menghadapi risiko tinggi dalam kondisi ini, serta daerah tropis.
“Hutan menyimpan sejumlah besar karbon dan memperlambat laju perubahan iklim,” kata Anderegg. “Mereka menyimpan sebagian besar keanekaragaman hayati Bumi. Dan mereka bisa sangat rentan terhadap gangguan seperti kebakaran hebat atau kekeringan. Jadi, penting untuk mempertimbangkan setiap aspek dan dimensi ini ketika memikirkan masa depan hutan Bumi dalam iklim yang berubah dengan cepat.
“Jika hutan dimanfaatkan untuk memainkan peran penting dalam mitigasi iklim,” tulis para penulis, “upaya ilmiah yang sangat besar diperlukan untuk menjelaskan dengan lebih baik kapan dan di mana hutan akan tahan terhadap perubahan iklim di abad ke-21.”
Langkah kunci berikutnya, kata Anderegg, adalah memperbaiki model gangguan hutan, mempelajari ketahanan hutan setelah gangguan, dan meningkatkan model ekosistem skala besar.
“Pertama kita harus menyadari bahwa semakin cepat kita mengatasi perubahan iklim, semakin rendah risiko di Barat,” kata Anderegg. “Kedua, kita bisa mulai merencanakan peningkatan risiko dan mengelola hutan untuk mengurangi risiko, seperti kebakaran.”(abeyomo)