Twitter Instagram

Masihkah Pohon Matoa Mendominasi Vegetasi Kawasan Penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop di Entrop?

Oleh : Klemens Membilong*)

Papan larangan melakukan aktivitas di sempadan jalan alternatif Kota Jayapura, sesuai Perda Kota Jayapura No.5 Tahun 2008 Tentang RTRW Kota Jayapura. Namun Perda ini tetap saja dilanggar bahkan pembukaan areal untuk pembangunan pemukiman masif terjadi dari tahun ke tahun.(Foto : Klemens Membilong)

Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop (CPAC) membentang dari Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura sampai Distrik Depapre di Teluk Tanah Merah Kabupaten Jayapura dengan luas 22.530 hektar.

Wilayah kawasan hutan di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura ini telah banyak dikonversi untuk pembangunan perumahan, pertanian dan kehutanan termasuk hutan di kaki gunung dan perbukitan Entrop yang notabene adalah daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Menurut Suharno dan Antoh dalam jurnal Biologi Volume 1 Nomor 1 April 2009 yang berjudul Regenerasi Vegetasi Tingkat Pohon di Kawasan Penyangga Cagar Alam Cycloop Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan Hal.7-14 bahwa Pohon Matoa (Pometia pinnata) dari family Sapindacea mendominasi vegetasi kawasan penyangga CAPC ini. Artinya bahwa di perbukitan Kelurahan Entrop, jumlah pohon matoa yang paling banyak jika dibandingkan dengan pohon-pohon lain.

Salah satu lokasi di sempadan jalan alternatif Kota Jayapura yang telah digunduli dengan alat berat.(Foto : Klemens Membilong)

Penelitian dilakukan di kawasan Penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloops (CAPC), Jayapura pada bulan Mei– Juli 2008 tepatnya di Distrik Entrop, belakang kantor Walikota Jayapura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan penyangga CAPC, Entrop Jayapura diketahui tumbuhan matoa (Pometia pinnata Forst.) mendominasi struktur vegetasi hutan di lokasi sampling. Identifikasi jenis yang diperoleh dari luas sampling plot 2000 m2, dijumpai 43 jenis tanaman. Selain tumbuhan matoa (Pometia pinnata) yang mempunyai indeks nilai penting (INP) tertinggi (97,00) di kawasan Entrop wilayah Cagar Alam Pegunungan Cycloops, Jayapura juga dijumpai jenis lain dengan INP tinggi, yaitu kayu besi (Instia sp)(23.03), Cinnamomum culilawan (15.67), dan Canarium sp. (10.09). Dari jenis-jenis tersebut 8 sampel diantaranya belum teridentifikasi.

Hal ini menunjukkan bahwa regenerasi jenis matoa lebih baik dibandingkan dengan jenis lainnya, sehingga potensi tumbuhan ini lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan jenis tumbuhan lain.

Empat belas (14) tahun telah berlalu sejak penelitian diatas dilakukan pada tahun 2008. Apakah pohon matoa masih tetap mendominasi vegetasi hutan kawasan penyangga CAPC hingga saat ini? Ini adalah pertanyaan gampang-gampang sulit yang harus dijawab dengan sangat hati-hati terutama oleh pemerintah dan stakeholder terkait. Seperti judul film Warkop DKI : Maju Kena Mundur Kena.

Mengingat luasan cakupan hutan di Kota Jayapura sudah banyak berkurang terutama dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di era Otonomi Khusus ini sehingga jika tidak disikapi dengan bijak dan tanpa diikuti komitmen dari pemerintah daerah dalam pengaturan pemberdayaan sumber daya hutan maka tak diragukan lagi komposisi dan struktur vegetasi di beberapa wilayah CAPC ini akan musnah dan akan membawa dampak buruk bagi kehidupan penduduk Kota Jayapura mengingat Gunung Cycloop adalah satu-satunya penyimpan, pengatur, dan penyedia sumber air bersih bagi masyarakat di Kota dan Kabupaten Jayapura yang dialirkan melalui pipa-pipa PDAM ke rumah-rumah warga juga menjaga kelangsungan hidup flora dan fauna di dalamnya.*)

*)Penulis adalah Jurnalis warga dan Pemerhati masalah lingkungan di Kota Jayapura